Komposisi
Penduduk Indonesia
Komposisi penduduk adalah pengelompokkan
penduduk menurut umur, jenis kelamin, mata pencaharian maupun agama.
Berdasarkan umur, penduduk dapat digolongkan menjadi Penduduk usia produktif
dan penduduk usia non produktif. Penduduk usia produktif adalah penduduk pada
kelompok usia antara 15 – 64 tahun, di mana pada kelompok usia ini mereka sudah
memiliki penghasilan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Penduduk usia nonproduktif
adalah penduduk pada kelompok usia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun, di
mana penduduk pada kelompok ini belum mempunyai penghasilan untuk mencukupi
kebutuhan hidupnya sendiri. Biasanya komposisi penduduk ini digambarkan dalam
bentuk piramida penduduk. Selain itu, melalui piramida penduduk kita juga dapat
memperkirakan keadaan penduduk di masa datang. Piramida penduduk biasanya
menyajikan data kependudukan berupa jenis kelamin dan umur, yang di gambarkan
dengan dua grafik batang berlawanan arah dengan posisi horizontal.
Sumbu vertikal menggambarkan kelompok
umur sedangkan sumbu horizontal menggambarkan jumlah penduduk. Sayap sebelah
kiri piramida menggambarkan jumlah penduduk lakilaki, sedangkan sayap sebelah
kanan piramida menggambarkan jumlah penduduk perempuan. Berdasarkan bentuknya, piramida
penduduk dibedakan menjadi piramida penduduk ekspansif, konstruktif, dan
stasioner. Piramida ekspansif cirinya melebar di bagian bawah dan semakin
meruncing di bagian atasnya. Bentuk piramida konstruktif mengecil di kelompok
umur muda, melebar di kelompok umur dewasa, dan mengecil kembali di kelompok
umur tua. Sedangkan ciri bentuk piramida stationer adalah bentuknya yang
relatif rata atau sama di tiap kelompok umur.
Permasalahan
Kependudukan
Indonesia
yang memiliki semua sumber daya alam maupun sumber daya manusia akan tetapi sepertinya
belum muncul ke permukaan 100%, masih banyak yang belum tergali, sehingga menyebabkan
Negara Indonesia terkesan lambat dalam proses pembangunannya.Dengan jumlah
penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya, Negara Indonesia belum mampu
menyejahterakan penduduknya. Berbagai dampak atas banyaknya penduduk yang belum
sejahtera akan mengakibatkan berbagai persoalan yang berhubungan dengan
kependudukan. Adapun masalah-masalah kependudukan yang dialami oleh Indonesia
antara lain :
1.
Permasalahan Kuantitas Penduduk di Indonesia
Berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan kuantitas penduduk sebagai berikut :
a. Jumlah Penduduk Indonesia
Besarnya
sumber daya manusia Indonesia dapat di lihat dari jumlah penduduk yang ada.
Jumlah penduduk di Indonesia berada pada urutan keempat terbesar setelah Cina,
India, dan Amerika Serikat.
b. Pertumbuhan Penduduk Indonesia
Peningkatan
penduduk dinamakan pertumbuhan penduduk. Angka pertumbuhan penduduk Indonesia
Lebih kecil dibandingkan Laos, Brunei, dan Filipina.
c. Kepadatan penduduk Indonesia
Kepadatan
penduduk merupakan perbandingan jumlah penduduk terhadap luas wilayah yang
dihuni. Ukuran yang digunakan biasanya adalah jumlah penduduk setiap satu km2 atau
setiap 1mil2. permasalahan dalam kepadatan penduduk adalah
persebarannya yang tidak merata. Kondisi demikian menimbulkan banyak
permasalahan, misalnya pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, pemukiman kumuh
dsb.
d. Susunan penduduk Indonesia
Sejak
sensesus penduduk tahun 1961, piramida penduduk Indonesia berbentuk limas atau ekspansif.
Artinya pada periode tersebut, jumlah penduduk usia muda lebih banyak daripada
penduduk usia tua. Susunan penduduk yang seperti itu memberikan konsekuensi
terhadap hal-hal berikut :
–
Penyediaan fasilitas kesehatan.
–
Penyediaan fasilitas pendidikan bagi anak usia sekolah.
–
Penyediaan lapangan pekerjaan bagi penduduk kerja.
–
Penyediaan fasilitas social lainnya yang mendukung perkembangan penduduk usia
muda.
Upaya-upaya
Pemecahan Permasalahan Kependudukan :
1) Pengendalian jumlah dan pertumbuhan
penduduk,
Dilakukan
dengan cara menekan angka kelahiran melalui pembatasan jumlah kelahiran,menunda
usia perkawinan muda, dan meningkatkan pendidikan.
2) Pemerataan Persebaran Penduduk,
Dilakukan
dengan cara transmigrasi dan pembangunan industri di wilayah yang jarang
penduduknya. Untuk mencegah migrasi penduduk dari desa kekota, pemerintah
mengupayakan berbagai program berupa pemerataan pembangunan hingga ke pelosok,
perbaikan sarana dan prasarana pedesaan, dan pemberdayaan ekonomi di pedesaan.
2.
Permasalahan Kualitas Penduduk di Indonesia
Berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan kualitas penduduk dan dampaknya terhadap
pembangunan adalah sebagai berikut :
a. Masalah Tingkat Pendidikan
Keadaan
penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya relatif
lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju, demikian juga dengan
tingkat pendidikan penduduk Indonesia.Rendahnya tingkat pendidikan penduduk
Indonesia disebabkan oleh:
- Tingkat kesadaran
masyarakat untuk bersekolah rendah.
- Besarnya anak usia sekolah
yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana pendidikan.
- Pendapatan perkapita
penduduk di Indonesia rendah.
Dampak
yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah
:
- Rendahnya penguasaan
teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga ahli dari negara maju.
Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk Indonesia besar,
tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat diperlukan
dalam pembangunan.
- Rendahnya tingkat
pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-hal yang baru.
Hal ini nampak dengan ketidakmampuan masyarakat merawat hasil pembangunan
secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusak karena
ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat. Kenyataan seperti
ini apabila terus dibiarkan akan menghambat jalannya pembangunan.
b. Masalah Kesehatan
Tingkat
kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar kecilnya angka kematian,
karena kematian erat kaitannya dengan kualitas kesehatan. Kualitas kesehatan
yang rendah umumnya disebabkan:
- Kurangnya sarana dan
pelayanan kesehatan.
- Kurangnya air bersih untuk
kebutuhan sehari-hari.
- Kurangnya pengetahuan
tentang kesehatan.
- Gizi yang rendah.
- Penyakit menular.
- Lingkungan yang tidak
sehat (lingkungan kumuh).
c. Masalah Tingkat
Penghasilan/Pendapatan
Tingkat
penghasilan/pendapatan suatu negara biasanya diukur dari pendapatan per kapita,
yaitu jumlah pendapatan rata-rata penduduk dalam suatu negara. Negara-negara
berkembang umumnya mempunyai pendapatan per kapita rendah, hal ini disebabkan
oleh:
- Pendidikan masyarakat
rendah, tidak banyak tenaga ahli, dan lain-lain.
- Jumlah penduduk banyak.
- Besarnya angka
ketergantungan.
Dampak
Masalah Kependudukan Terhadap Pembangunan.
Berbagai fenomena kependudukan di segala
bidang : ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan
(Ipoleksosbudhankam), akan berdampak pada pembangunan di Indonesia.
Dampak permasalahan kependudukan dapat
diidentifikasi sebagi berikut;
·
Penyempitan
lahan di perkotaan akibat pembangunan industri dan perumahan.
·
Turunnya
kualitas lingkungan, misalnya karena pencemaran lingkungan akibat pembangunan
industri.
·
Berubahnya
fungsi lahan dari pertanian mejadi industri/perumahan. Hal ini meyebabkan
Pemilikan lahan semakin sempit, akibat adanya polarisasi pemilikan lahan
pertanian dan pertambahan penduduk di perdesaan yang menyebabkan terjadinya
pengangguran tidak kentara.
·
Ubanisasi
mengakibatkan di desa kekurangan tenaga kerja.
·
Ketimpangan
persebaran penduduk di daerah pusat kota dengan daerah di pelosok desa,
menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan, serta minimnya sumber
daya berkualitas.
·
Pada
daerah yang padat penduduknya, terjadi kelebihan sumber daya manusia sehingga
dapat menyebabkan terjadi pengangguran, pemukiman kumuh, dan kemiskinan.
·
Terganggunya
stabilitas keamanan.
·
Sulitnya
persaingan di dunia kerja mengakibatkan merebaknya sektorsektor informal,
seperti pedagang kaki lima, pengamen, dan sebagainya yang terkadang
keberadaannya dapat mengganggu ketertiban.
Upaya Pengendalian Masalah Kependudukan.
Ada
beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi masalah kependudukan di
Indonesia, yaitu :
1.
Menekan
angka kelahiran.
Untuk mengurangi
angka kelahiran dapat diadakan program keluarga berencana (KB), membatasi usia
nikah dengan yang terdapat didalam UndangUndang Perkawinan, tunjangan anak
bagi PNS/ABRI dibatasi hanya sampai anak kedua, kesadaran akan pentingnya
pendidikan yang tinggi dan penundaan pernikahan usia muda.
2.
Mengendalikan
perpindahan penduduk.
Transmigrasi
dilakukan dan dibangun industri di wilayah jarang penduduk supaya mengurangi
kepadatan penduduk di daerah tertentu. Sebaliknya, urbanisasi dicegah
Pencegahan dengan cara pemerataan pembangunan hingga pelosok, perbaikan sarana
prasarana pedesaan, dan pemberdayaan ekonomi pedesaan, supaya penduduk desa
tidak berbondongbondong pindah ke kota, karena desanya sudah menyediakan
fasilitas untuk meningkatkan kesejahteraan penduduknya.
3. Meningkatkan Kualitas penduduk.
·
Peningkatan
kualitas penduduk dapat dilakukan dengan caracara sebagai berikut; dibidang
kesehatan. Dilakukan penyusunan pedoman gizi yang dapat dicapai oleh penduduk,
dibangun fasilitas kesehatan berupa rumah sakit dan puskesmas, serta jumlah
dokter dan perawat yang ditambah dan disebarkan ke seluruh pelosok tanah air.
·
dibidang
pendidikan, diadakan kelompok belajar paket dan sekolah terbuka supaya sekolah
tersebut tidak mengganggu kegiatan lainnya, dilaksanakan program wajib belajar
sembilan tahun, program orang tua asuh, serta pemberian beasiswa bagi murid
yang kurang mampu.
·
dibidang
sosial. Dilaksanakan program pengentasan kemiskinan atau peningkatan
keterampilan untuk meningkatkan pendapatan keluarga
Referensi:
http://ardiyansarutobi.blogspot.co.id/2015/08/permasalahan-kependudukan-indonesia-dampak.html
https://sabangsampaimeraoke.wordpress.com/masalah-kependudukan-dan-solusinya/